Penjernih air
Bahaya Tawas! Bagi warga untuk beberapa daerah yang masih menggunakan air sumur, mungkin kerap menjumpai keadaan air yang keruh dan menerapkan beberapa metode penjernih air. Tapi tahukah kamu penyebab air sumur bisa berwarna keruh? Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain galian sumur yang kurang dalam, struktur tanah yang kurang baik, letak geografis. Selain itu, hujan deras atau hujan yang turun secara terus-menerus dapat membuat tanah sekitar area sumur menjadi lunak atau berlumpur. Hal tersebut akan membuat lumpur pada area sumur terlarut dalam air sumur.
Apa itu tawas?
Sumur yang rusak akibat kebocoran pipa juga mampu mempengaruhi kualitas dari air sumur tersebut. Untuk menangani hal tersebut, kebanyakan orang memilih menggunakan metode koagulasi. Pada umumnya orang melakukan koagulasi secara konvensional dengan menyimpan air dalam wadah besar tertutup semalaman bahkan ada yang sampai berhari-hari. Namun, nyatanya beberapa orang masih menilai hal tersebut kurang efektif. Karena metode konvensional tidak bisa mengendapkan partikel yang berukuran mikrometer bahkan nanometer.
Oleh sebab itu, beberapa orang menggunakan bahan kimia seperti tawas untuk menjernihkan air. Senyawa kimia berwarna putih itu menjadi pilihan karena mudah untuk mendapatkannya, ekonomis, dan cara penggunaannya mudah. Tawas digunakan dalam proses penjernihan air sebagai bahan penggumpal padatan-padatan yang terlarut di dalam air, sehingga air menjadi lebih jernih. Selain itu, sebagian orang menggunakannya sebagai bahan kosmetik, zat warna tertentu dan sebagai zat penyamak kulit.
Bahaya tawas untuk menjernihkan air
Kebanyakan orang biasanya mengambil tawas dan langsung memasukkannya ke dalam wadah yang telah terisi air, kemudian memasukkannya dalam air dengan volume yang lebih besar. Namun, tawas memilik dampak negatif juga bila penggunaannya secara berlebihan, karena senyawa tersebut tidak 100% aman bila masuk ke dalam tubuh. Tawas/Aluminium sulfat (Al2(SO4)3) dan Aluminium (Al) yang terdapat dalam senyawa tawas termasuk salah satu macam logam berat yang dalam bentuk ion sangat toksik dan dapat menyebabkan kerusakan organ detoksifikasi yaitu hepar dan ginjal.
Penelitian Putri Rizki Ananda dan Akhmad Ismail menunjukkan bahwa konsumsi Aluminium sulfat pada hewan uji mampu mengakibatkan kerusakan ginjal dan hepar. Kerusakan tersebut terjadi dan terlihat lebih cepat seiring dengan meningkatnya konsenterasi dari Aluminium sulfat (Al2(SO4)3) yang dikonsumsi. Oleh sebab itu, kita sebagai masyarakat yang cerdas harus lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan bahan kimia, apapun itu walaupun bahan tersebut sudah sering untuk digunakan. Ingin tahu lebih banyak? simak terus informasi dari SIAB Indonesia melalui SAIB blog.
